KABUPATEN SABU - RAIJUA (SARAI)
"Jangan Lupa Berikan Komentar
Serta Masukan Yang Membangun "



Untuk Promosi Wisata Budaya - Pemkab Rangkul Pemangku Adat

MENIA,  - Keberadaan aliran kepercayaan atau agama suku yang dikenal dengan kaum jingitiu di Kabupaten Sabu Raijua harus dijadikan aset dalam membangun sebuah daerah.Sehingga, tidak boleh diabaikan dan patut diberi ruang dalam menjalankan setiap prosesi atau ritual adat sesuai kepercayaanya.
Untuk itu, maka Pemrintah Kabupaten (Pemkab) Sabu Raijua perlu mendengarkan apa yang ingin dikatakan para pemangku adat serta apa yang akan dilakukan di daerah tersebut dalam rangka melestarikan budaya Sabu Raijua serta memperkenalkan potensi wisata budaya di Kabupaten Sabu Raijua.

Demikian dikatakan Bupati Sabu Raijua, Marthen Dira Tome ketika melakukan audiens dengan para pemangku adat atau mone ama di Kabupaten Sabu Raijua, Sabtu (26/3) lalu.Dikatakan, kaum jingitiu merupakan pelaku-pelaku budaya di Sabu Raijua yang perlu diberikan kebebasan dalam melestarikan adat dan budaya yang ada di Sabu Raijua.


Sejalan dengan hal tersebut, maka dalam rangka melakukan promosi wisata budaya di Sabu Raijua, pemerintah harus merangkul para pemangku adat sehingga setiap prosesi atau ritual adat yang berjalan di Sabu Raijua bisa dijual kepada wisatawan luar, sehingga pariwisata di Sabu memiliki nilai budaya yang tinggi.

"Sabu ini kita akan dorong menjadi kabupaten yang pariwisatanya unggul. Pariwista di Sabu ini ada pariwisata budaya. Para mone ama ini adalah pelaku-pelakunya yang selalu melakukan ritual-ritual adat.

Kita perlu mendengar apa kata mereka dan apa yang akan dilakukan didaerah ini sebagai aset wisata, maka ini perlu dipertahankan dan dikembangkan. Untuk itu, maka saya bertemu dengan mereka hari ini," ujar Marthen. 

Selain itu, pemerintah juga ingin mengetahui secara pasti dimana saja tempat-tempat pemujaan yang sesungguhnya dan bagaimana prosesnya serta kapan dilakukan untuk kemudian dibuat dalam kalender budaya guna promosi pariwisata di Sabu Raijua.

"Dalam proses ritual adat ini apa saja yang mereka butuhkan kita perlu tahu. Bila perlu pada saat orang melakukan ritual adat jangan samapi ada pelanggaran-pelanggaran yang dibuat oleh kita.

Jadi jangan sampai hukum di daerah ini lalu menabrak habis itu lalu akhirnya kita menjadi tidak berbudaya," jelas Marthen.Untuk itu, maka Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Sabu Raijua akan melindungi setiap ritual atau upacara maupun situs sejarah yang ada lewat regulasi seperti peraturan daerah (perda).

"Misalnya ada satu kegiatan adat di Sabu seperti padi kalau di Sabu Barat atau di Sabu Timur hudi bada rai. Nah, pada saat itu mereka kejar saja binatang orang lain dan kemudian mereka dianggap sebagai pencuri. 

Padahal, mereka sementara melakukan prosesi atau ritual adat. Untuk itu, maka kita perlu lindungi dengan perda, karena kegiatan itu hanya sekali setahun. Kalau ada yang merasa terganggu, maka hewan harus diikat," tegas Marthen.

Diakui, ritual-ritual adat yang dilakukan pemangku adat di Sabu Raijua saat ini sudah mulai jarang dilakukan karena disebabkan berbagai kendala dan keterbatasan yang dialami oleh para pemangku adat maupun pengikut aliran jingitiu.

Jika hal ini tidak dilindungi, maka adat dan budaya yang ada di Sabu Raijua bisa punah dikemudian hari.Marthen meminta agar dalam setiap kegiatan ritual adat yang akan dilakukan para pemangku adat bisa mengundang dirinya menghadiri prosesi yang akan dilakukan, sehingga ia bisa mengetahui secara baik tujuan dari sebuah prosesi adat dan bisa menceritakannya secara baik juga kepada orang luar yang ingin mengetahui tentang adat dan budaya di Sabu Raijua.


0 komentar to " Untuk Promosi Wisata Budaya - Pemkab Rangkul Pemangku Adat "

Posting Komentar

Syalom !!

Mudah - mudahan blog ini bermanfaat untuk anda, dalam menambah wawasan dan pengetahuan seputar Kabupaten Sabu-Raijua (SARAI)

Click Here To Visit The Facebook Page

SARAI Friend's

Entri Populer

About This Blog

free counters

Page Views

Web hosting for webmasters